BALI – Sebuah aduan dari pengunjung Jendela Bali Panorama Resto, yang berada di dalam kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), memantik tanda tanya besar mengenai kebijakan akses transportasi online di destinasi wisata tersebut. Pada Rabu (10/09/2025), seorang pengunjung mengeluhkan sikap pihak keamanan yang melarang mobil taxi online menjemputnya langsung di depan lobby restoran.
Menurut pengakuan pengunjung kepada jurnalis Swapnews, dirinya terpaksa harus berjalan cukup jauh sambil membawa banyak barang bawaan yang berat, lantaran mobil yang dipesannya tidak diperkenankan masuk hingga ke area lobby. Ironisnya, pada saat itu kawasan GWK tidak sedang menggelar acara penting apa pun yang dapat menjadi alasan pembatasan akses kendaraan.
“Saya menyesalkan aturan semacam ini. Bagaimana mungkin fasilitas publik di kawasan wisata sekelas GWK justru menyulitkan pengunjung yang datang secara resmi? Apalagi saya membawa barang bawaan berat. Apa salahnya mobil taxi online masuk hanya untuk menjemput di depan lobby?” keluhnya.
Saat dikonfirmasi, pihak keamanan hanya memberikan jawaban singkat: “Saya tidak tahu, Pak… Saya hanya menyampaikan agar putar balik saja.” Jawaban yang menggantung ini menambah kebingungan publik: apakah larangan taxi online masuk merupakan kebijakan resmi manajemen, atau sekadar inisiatif sepihak di lapangan?
Pertanyaan untuk Manajemen
Sebagai media, Swapnews menilai ada ketidakjelasan serius dalam peristiwa ini. Apabila benar kebijakan pelarangan transportasi online berlaku di area lobby, publik berhak mendapatkan penjelasan transparan:
-
Apakah ada aturan resmi yang melarang taxi online masuk ke Jendela Bali Panorama Resto?
-
Jika benar ada aturan tersebut, apa dasar pertimbangannya?
-
Bagaimana manajemen menjamin kenyamanan dan aksesibilitas pengunjung, khususnya yang membawa barang berat atau berusia lanjut?
Pertanyaan ini menjadi krusial, mengingat Bali adalah destinasi pariwisata dunia yang mengusung prinsip hospitality. Larangan terhadap moda transportasi yang sah dan legal tanpa alasan jelas justru dapat mencoreng citra keramahan Bali di mata wisatawan.
Dampak pada Citra Pariwisata
Fenomena ini tidak bisa dipandang sepele. Pariwisata modern menuntut kemudahan akses, fleksibilitas, dan kenyamanan. Di era digital, layanan taxi online bukan hanya sekadar pilihan, melainkan kebutuhan utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Kebijakan yang dianggap diskriminatif terhadap taxi online dapat menciptakan kesan eksklusif yang kontra produktif bagi sektor pariwisata.
Oleh sebab itu, Swapnews secara terbuka mengundang manajemen Jendela Bali Panorama Resto maupun pengelola GWK untuk memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan pelarangan ini. Apakah benar taxi online dilarang masuk ke area lobby, ataukah terjadi miskomunikasi di lapangan?
Publik, terutama wisatawan, menanti jawaban yang lugas dan transparan. Karena di balik persoalan sederhana ini, tersimpan pertaruhan besar: citra pariwisata Bali sebagai destinasi yang ramah dan bersahabat.Pengunjung mengeluhkan larangan taxi online menjemput di lobby Jendela Bali Panorama Resto, GWK, pada 10 September 2025. Swapnews meminta klarifikasi manajemen terkait kebijakan yang