Menu

Mode Gelap

Nasional · 18 Jul 2025 12:51 WITA ·

Pernyataan Prof. Sofian Soal Jokowi Viral dan Ditarik, Ada Apa?


 Pernyataan Prof. Sofian Soal Jokowi Viral dan Ditarik, Ada Apa? Perbesar

SWAPNEWS. — Pernyataan mengejutkan disampaikan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi, pada 16 Juli 2025. Ia menyebut Presiden Joko Widodo tidak pernah menyelesaikan studi sarjana di UGM dan hanya menyandang gelar Sarjana Muda—klaim yang segera mengundang kehebohan publik.

Namun hanya berselang kurang dari 24 jam, Prof. Sofian menarik kembali pernyataannya dan menyatakan kekeliruannya. Pernyataan koreksi itu pun menempatkannya kembali sejalan dengan keterangan resmi UGM yang dirilis pada 15 April 2025, bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM, lulus pada 5 November 1985.

Pertanyaan Besar: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pengamat intelijen dan sejarah pendidikan tinggi menilai, kasus ini layak ditelusuri secara kronologis untuk membongkar akar persoalannya. Diketahui, Prof. Sofian menjabat Rektor UGM pada 2002–2007, atau 17 tahun setelah Jokowi lulus kuliah. Sementara saat Jokowi tercatat aktif sebagai mahasiswa (1980–1985), rektor UGM adalah Prof. Teuku Jacob, bukan Prof. Sofian.

Lebih jauh lagi, saat itu Prof. Sofian menjabat sebagai Direktur Pascasarjana FISIPOL UGM, posisi yang tidak memiliki keterkaitan administratif maupun akademik dengan Fakultas Kehutanan tempat Jokowi kuliah.

Artinya, secara historis dan struktural, Sofian tidak berada dalam posisi yang memungkinkan dirinya mengetahui secara langsung perjalanan akademik Joko Widodo.

Terseret Informasi Pihak Ketiga?

Koreksi pernyataan dalam waktu cepat menimbulkan dugaan kuat bahwa pernyataan awal Prof. Sofian bersumber dari informasi pihak ketiga. “Pertanyaannya, mengapa seorang akademisi senior bersedia mulutnya dimanfaatkan oleh pihak di luar institusi?” ujar seorang analis pendidikan tinggi yang enggan disebutkan namanya.

Salah Kaprah Soal Sarjana Muda

Pernyataan Prof. Sofian yang menyebut Jokowi hanya meraih gelar Sarjana Muda juga dinilai tidak tepat secara kronologis. Sistem Sarjana Muda sudah tidak diberlakukan di UGM sejak 1979, menyusul penerapan kurikulum Satuan Kredit Semester (SKS) yang diperkenalkan lewat SK Mendikbud No. 0124/U/1979. Sejak saat itu, jenjang Sarjana Muda digantikan oleh program Diploma dan sistem gelar S-1.

Dengan demikian, jika Jokowi lulus pada tahun 1985, maka ia tidak mungkin masuk dalam sistem lama Sarjana Muda. Ia telah mengikuti jalur pendidikan S-1 sebagaimana mahasiswa lain di masa itu.

Tertibkan Narasi, Jaga Integritas Akademik

Kisruh yang muncul akibat pernyataan yang keliru ini menunjukkan betapa sensitifnya isu integritas akademik di tengah iklim politik yang memanas. Apalagi jika pernyataan tersebut berasal dari tokoh kampus sekaliber Sofian Effendi.

Banyak pihak menilai tindakan mencabut pernyataan adalah langkah tepat. Namun tetap meninggalkan pertanyaan: apa motif sebenarnya di balik “balik badan” yang begitu cepat?

Yang pasti, kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keakuratan sejarah dan kehati-hatian dalam menyampaikan informasi, terlebih jika bersumber dari figur publik. Apalagi di era di mana kecepatan viral sering kali melampaui kecepatan verifikasi.


#SWAPNEWS #JokowiAlumniUGM #ProfSofianEffendi #FaktaAkademik #AnalisisKronologis #UGM #EdukasiPublik #FaktaBukanOpini(A/S)

Artikel ini telah dibaca 7 kali