Menu

Mode Gelap

Health · 24 Sep 2025 WIB

Mouth Taping, Fakta Atau Risiko Fatal?


					MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL? Perbesar

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

BOGOR. Swapnews.co.id – Di era media sosial, tren kesehatan sering kali muncul secepat kilat, didorong oleh para influencer dan klaim yang sensasional. Salah satu tren terbaru yang mencuri perhatian adalah “mouth taping,” sebuah praktik di mana seseorang menempelkan selotip di mulutnya saat tidur dengan janji untuk meningkatkan kualitas tidur, mengurangi dengkuran, memperbaiki pernapasan hidung, hingga mengubah struktur rahang dan wajah.dan bahkan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Ketika Sains dan Media Sosial Berseteru

Tren mouth taping berakar dari keyakinan para penganutnya bahwa bernapas melalui mulut saat tidur adalah hal buruk dan bernapas lewat hidung jauh lebih sehat.

Mengutip manfaat seperti peningkatan oksigenasi, pengurangan gejala asma, hingga peningkatan energi di siang hari, udara yang masuk melalui hidung dianggap lebih hangat, tersaring, dan lembab sehingga mengurangi risiko bau mulut, mulut kering, bahkan gigi berlubang.

Klaim ini menyebar luas tanpa landasan ilmiah yang kuat, menciptakan sebuah keyakinan kolektif yang menyesatkan. Tapi sejauh mana klaim-klaim ini terbukti?

Namun, penelitian medis dan para ahli tidur memberikan pandangan yang sangat berbeda. Dr. Michael Grandner, seorang ahli tidur terkemuka, memperingatkan bahwa mouth taping tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung klaim-klaim tersebut. “Ini adalah praktik yang berpotensi berbahaya,” katanya. Menempelkan selotip di mulut dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, dan yang paling mengkhawatirkan, dapat menjadi risiko serius bagi penderita sleep apnea atau kondisi pernapasan lainnya.

Menyingkap Risiko di Balik “Solusi Instan”

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

Investigasi kami menemukan bahwa klaim manfaat yang beredar adalah mitos yang didasarkan pada kesaksian anekdotal, bukan data klinis. Sebaliknya, risiko nyata dari praktik ini sangatlah jelas. Bagi individu dengan sleep apnea, di mana jalan napas mereka sudah terhalang, menempelkan selotip di mulut dapat memperburuk kondisi dan bahkan menyebabkan kesulitan bernapas yang fatal.

Dalam beberapa kasus, praktik ini bisa memicu serangan panik, kecemasan, dan ketidaknyamanan yang ekstrem saat tidur, sulit bernapas melalui hidung, iritasi kulit di sekitar mulut, rasa sakit saat melepaskan lakban, gangguan tidur, hipoksemia (kekurangan oksigen) hingga risiko asfiksia jika saluran hidung tersumbat.

Karena risiko-risiko inilah, belum ada asosiasi medis resmi yang merekomendasikan metode ini.

Selain itu, klaim bahwa mouth taping dapat meningkatkan oksigenasi atau kesehatan gigi adalah klaim yang tidak berdasar. Para dokter gigi dan ahli THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) menekankan bahwa masalah pernapasan saat tidur memerlukan diagnosis dan perawatan profesional, bukan solusi “DIY” (Do-It-Yourself) yang berisiko.

Mereka mendorong individu untuk mencari saran medis, seperti terapi CPAP, alat oral, atau perubahan gaya hidup, daripada mengambil risiko dengan tren yang tidak terbukti.

Mendengkur dan Risiko Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Mendengkur terjadi akibat getaran jaringan lunak saluran napas atas saat tidur. Biasanya hal ini muncul ketika jaringan tubuh melemas, menyebabkan sebagian penyempitan jalan napas.

Walau umum dan kadang dianggap sepele, mendengkur terus-menerus bisa menjadi tanda Obstructive Sleep Apnea (OSA), kondisi serius di mana pernapasan berhenti berulang kali saat tidur. Gejala OSA meliputi rasa kantuk ekstrem di siang hari, terbangun dengan rasa tersedak, dan kualitas tidur yang buruk. Jika tak ditangani, OSA dapat menimbulkan komplikasi berat seperti serangan jantung, stroke, hingga kematian mendadak saat tidur.

Faktor risiko OSA mencakup:

  1. Obesitas
  2. Struktur wajah atau rahang yang menyempitkan saluran napas
  3. Konsumsi alkohol dan obat penenang
  4. Usia lanjut dan jenis kelamin pria
  5. Posisi tidur telentang

Apa Kata Sains soal Mouth Taping?

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

Hingga kini, belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung manfaat mouth taping. Hanya dua studi kecil yang menyebutkan adanya perbaikan ringan pada penderita OSA derajat ringan dan itu pun tidak signifikan.

Klaim bahwa mouth taping bisa membentuk rahang atau memperbaiki struktur wajah sama sekali tidak terbukti secara medis. Klaim manfaat untuk penderita asma juga telah dibantah oleh studi Cooper (2009), yang menyatakan tidak ada perbaikan klinis signifikan setelah penggunaan mouth taping.

Pengobatan yang telah terbukti aman dan efektif untuk masalah gangguan tidur meliputi:

  1. Penggunaan CPAP (alat bantu napas saat tidur)
  2. Terapi posisi tidur menyamping
  3. Penurunan berat badan
  4. Penggunaan nasal strip atau alat pembantu rahang (MAD)
  5. Tindakan medis pada struktur saluran napas jika diperlukan

Mouth taping mungkin terlihat sederhana, tetapi bisa berbahaya jika dilakukan tanpa pemahaman dan pengawasan medis. Sebelum mengikuti tren apa pun di media sosial, pastikan Anda mencari informasi dari sumber terpercaya dan utamakan keselamatan. Ingat, tidur nyenyak bukan soal ikut-ikutan, tapi soal kesehatan jangka panjang.

Jangan Asal Ikut Tren

Para pakar tidur menilai tren ini justru bisa menyesatkan, karena bisa menutupi gangguan tidur yang lebih serius seperti OSA. Bila Anda mendengkur, sering lelah, atau merasa tidak segar meski sudah tidur cukup, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

Kisah mouth taping adalah sebuah peringatan keras tentang bahaya informasi yang tidak terverifikasi di era digital. Ketika media sosial menjadi sumber utama informasi kesehatan, batas antara fakta dan fiksi menjadi kabur.

Sebagai seorang jurnalis, tugas kami bukan hanya melaporkan tren, tetapi juga menggali kebenarannya, mengungkap bahaya yang tersembunyi, dan melindungi publik dari informasi yang menyesatkan.

Sebelum Anda memutuskan untuk mengikuti tren kesehatan viral berikutnya, ingatlah pelajaran dari mouth taping. Kebenaran medis tidak dapat ditemukan di TikTok atau Instagram. Ia membutuhkan penelitian yang ketat, bukti yang solid, dan, yang terpenting, konsultasi dengan profesional kesehatan yang terlatih. (YSM)

Sumber:

  • Dr. Michael Grandner, Ph.D., MTR, Direktur Program Penelitian Tidur dan Kesehatan di University of Arizona.
  • American Academy of Sleep Medicine.
  • Wawancara dengan berbagai ahli THT dan dokter gigi.
  • Studi kasus dan laporan medis terkait risiko mouth taping.

 

 

 

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Jebakan Kebaikan: Mengapa “Sorry Syndrome” Menjadi Perilaku Maladaptif ?

5 Oktober 2025 - 07:07 WIB

SORRY SYNDROME, ga bisa kalau ga bilang "MAAF"

Kleptomania: Bukan Sekadar Mencuri, Namun Gangguan Pengendalian Impuls yang Serius

29 September 2025 - 02:44 WIB

Mengapa Metode Tidur Skandinavia Adalah Tindakan Cinta yang Paling Pragmatis ?

28 September 2025 - 03:09 WIB

Metode Tidur Skandinavia, tidur dengan selimut terpisah

SKANDAL TIDUR MODERN: Bukan Diganggu Hantu, Mengapa Jantung Jutaan Orang Sering ‘Terjun Bebas’ Saat Mulai Terlelap? Menguak Fakta Ilmiah di Balik Hypnic Jerk

26 September 2025 - 04:14 WIB

SKANDAL TIDUR MODERN: Bukan Diganggu Hantu, Mengapa Jantung Jutaan Orang Sering ‘Terjun Bebas’ Saat Mulai Terlelap? Menguak Fakta Ilmiah di Balik Hypnic Jerk

Satukan Kepedulian Menuju Kebahagiaan, Forward Gelar Baksos Bersama Instansi dan Komunitas

25 September 2025 - 08:55 WIB

Kebersamaan dalam foto bersama FORWARD

Fakta Mengejutkan Fenomena Sapioseksual: Kecerdasan Sebagai Sumber Hasrat

21 September 2025 - 08:46 WIB

Sapioseksual: Kecerdasan Sebagai Sumber Hasrat
Trending di Fakta Unik