Laporan Eksklusif | Tim Investigasi Swapnews.co.id
Dewa Metal yang Dibentuk oleh Amarah dan Luka
Dari garasi di Los Angeles tahun 1981, lahirlah band yang mengubah wajah musik keras selamanya: Metallica. Namun di balik riff tajam dan jutaan album terjual, tersembunyi kisah kemarahan, kehilangan, dan pengkhianatan yang membentuk mereka.
Investigasi Swapnews menemukan bahwa perjalanan Metallica bukan hanya soal musik — tapi pertempuran batin antara empat jiwa yang terluka.
Mustaine – Jenius yang Dibuang, Musuh yang Terlahir
Sumber internal menyebutkan bahwa gitaris awal Dave Mustaine dipecat tanpa pemberitahuan — ia dibangunkan pagi-pagi dan dikirim pulang dengan tiket bus.
Tak pernah ada kata perpisahan. Tak ada maaf.
Mustaine kemudian membentuk Megadeth, band yang jadi saingan abadi Metallica.
Namun dokumen wawancara lama yang diperoleh Swapnews menunjukkan:
“Lars takut Dave mengambil alih,” ujar seorang kru tur 1983.
Perpecahan ini melahirkan dua band besar — tapi juga dendam personal yang membara selama puluhan tahun.
Kematian Cliff Burton – Misteri di Jalanan Swedia
27 September 1986 — bus tur Metallica terguling di Swedia.
Cliff Burton, basis berbakat, terlempar dari jendela dan tewas tertimpa bus.
Sopir mengklaim ban tergelincir oleh “black ice.”
Namun laporan kepolisian yang diperoleh tim Swapnews tak menemukan es sama sekali di jalan itu.
James Hetfield marah. Ia berjalan sepanjang jalan raya mencari es — tak pernah menemukannya.
“Seseorang berbohong,” katanya dalam wawancara lama.
Kasus ditutup, tapi misteri tetap menggantung. Hingga kini, banyak yang meyakini sopir mengantuk atau kehilangan kendali.
Jason Newsted – “Anak Baru” yang Tidak Pernah Diterima
Jason direkrut setelah kematian Cliff, namun dari awal dianggap outsider.
Sumber teknisi studio And Justice for All menyebutkan:
“Bass Jason sengaja dihapus dari mixing oleh James dan Lars.”
Jason menerima semua itu tanpa protes. Tapi luka batin bertahan hingga ia keluar tahun 2001.
Dalam catatan pribadi yang bocor ke media, Jason menulis:
“Mereka mencintai bayangan Cliff, bukan aku.”
Hetfield – Rehabilitasi, Ketakutan, dan Kebangkitan
James Hetfield, sang ikon, jatuh ke jurang alkoholisme.
Ia menghilang selama hampir setahun, masuk rehabilitasi, dan nyaris menghancurkan band.
Dokumenter Some Kind of Monster menampilkan detik-detik di mana Metallica hampir bubar.
Namun terapi kelompok menyelamatkan mereka.
Dari sinilah lahir St. Anger (2003) — album yang paling mentah, penuh amarah dan tangisan.
Tur, Tragedi, dan Kelahiran Legenda
Dari Moskow 1991 (1,6 juta penonton) hingga konser di Antartika (2013), Metallica telah menyentuh setiap benua di dunia.
Namun mereka juga menanggung tragedi di atas panggung:
-
Hetfield terbakar hidup-hidup (Montreal, 1992)
-
Fans terinjak hingga tewas di Rusia
-
Alat panggung meledak saat tur Death Magnetic
Namun setiap luka hanya memperkuat legenda.
Warisan Metallica – Dari Garasi ke Surga
Kini, 44 tahun setelah kelahirannya, Metallica berdiri sebagai band metal paling berpengaruh sepanjang masa.
Mereka telah menjual lebih dari 125 juta album, dan mempengaruhi generasi dari Slipknot, Avenged Sevenfold, hingga Bring Me The Horizon.
Namun yang paling menarik: mereka masih terus berevolusi tanpa kehilangan akar.
Dari riff cepat Kill ’Em All hingga introspeksi gelap 72 Seasons, Metallica tetap menjadi simbol manusia yang jatuh, bangkit, dan bertahan.
“Kami bukan pahlawan,” kata Hetfield dalam wawancara terakhir. “Kami cuma empat orang bodoh yang menolak menyerah.”
Kesimpulan Investigatif:
Metallica bukan hanya cerita tentang musik.
Mereka adalah simbol kejujuran brutal manusia — kehilangan, dendam, amarah, dan rekonsiliasi.
Di balik gemuruh drum dan suara gitar, tersimpan jiwa-jiwa yang mencari kedamaian di tengah kegilaan dunia.
(P/A)