Menu

Mode Gelap

Health · 1 Sep 2025 WIB

Bukan Cuma ‘Laki-Laki Banget’: Mengapa Pria Pilih Bunuh Diri daripada Bicara? Skandal Kesehatan Mental Pria yang Terabaikan


					Bukan Cuma ‘Laki-Laki Banget’: Mengapa Pria Pilih Bunuh Diri daripada Bicara? Skandal Kesehatan Mental Pria yang Terabaikan Perbesar

JAKARTA. swapnews.co.id – Masalah Kesehatan mental pada laki-laki memang sering diabaikan. Di masyarakat berkembang steriotipe “toxic masculinity” yang berarti laki-laki tidak boleh cengeng, harus kuat,  dan tidak boleh terlihat lemah. Hal ini membuat pria takut dinilai ‘cengeng’ jika berbicara tentang masalah mental.

Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 menyebutkan bahwa 1,44 juta laki-laki di Indonesia mengaku mengalami gangguan kesehatan mental. Dari jumlah itu, 26 persennya adalah laki-laki pekerja yang merasakan depresi, tidak berguna, burnout, bahkan krisis makna hidup.

Menurut WHO (2021), keinginan laki-laki yang mengalami depresi untuk mencari bantuan hanya sebesar 30–40%. Hampir 75% dari total kasus bunuh diri di dunia adalah laki-laki.

Tingginya masalah kesehatan mental juga terlihat dari risiko bunuh diri. Percobaan atau aksi bunuh diri lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Data Global Burden of Disease 2021 menunjukkan, dari 6.544 kasus bunuh diri di Indonesia, sebanyak 5.095 kasus terjadi pada laki-laki.

Budaya maskulinitas sering menuntut laki-laki untuk selalu terlihat tangguh, tidak boleh menangis, tidak boleh rapuh, emosi diabaikan, luka batin disembunyikan dan akhirnya, banyak pria menderita dalam diam.

Emosi yang terus dipendam rentan untuk berkembang menjadi kecemasan dan depresi. Pada kasus yang ekstrem, emosi tersebut bisa memicu pikiran untuk mengakhiri hidup. Jika hal ini berlangsung lama, dapat mengganggu fungsi organ vital dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tekanan yang terus-menerus dapat memicu penyakit kronis, seperti hipertensi, gangguan jantung, serta masalah pencernaan

Dari sejumlah kasus ditemukan bahwa ketika laki-laki yang tidak memiliki ruang aman untuk mengungkapkan kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan bisa meluapkan secara impulsif. Tindakan kriminal yang dilakukan laki-laki dapat berkembang dari tekanan emosional yang tidak terkelola dengan baik.

Anda harus berani meminta bantuan karena kesehatan mental sangat penting serta memengaruhi seluruh aspek kehidupan, seperti kemampuan berpikir, merasakan, dan berperilaku, serta menentukan kualitas hubungan sosial, kinerja akademik, dan kemampuan beradaptasi dengan tantangan hidup. Menjaga kesehatan mental yang baik juga mendukung kesehatan fisik, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu individu mengeluarkan potensi diri secara penuh untuk hidup yang lebih sehat, produktif, dan bahagia.

Kamu tidak sendirian dan kamu tidak harus bertarung sendiri.

“Your mental health is a priority. Your happiness is an essential. Your self-care is a necessity.” (YSM)

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Jebakan Kebaikan: Mengapa “Sorry Syndrome” Menjadi Perilaku Maladaptif ?

5 Oktober 2025 - 07:07 WIB

SORRY SYNDROME, ga bisa kalau ga bilang "MAAF"

Kleptomania: Bukan Sekadar Mencuri, Namun Gangguan Pengendalian Impuls yang Serius

29 September 2025 - 02:44 WIB

Mengapa Metode Tidur Skandinavia Adalah Tindakan Cinta yang Paling Pragmatis ?

28 September 2025 - 03:09 WIB

Metode Tidur Skandinavia, tidur dengan selimut terpisah

SKANDAL TIDUR MODERN: Bukan Diganggu Hantu, Mengapa Jantung Jutaan Orang Sering ‘Terjun Bebas’ Saat Mulai Terlelap? Menguak Fakta Ilmiah di Balik Hypnic Jerk

26 September 2025 - 04:14 WIB

SKANDAL TIDUR MODERN: Bukan Diganggu Hantu, Mengapa Jantung Jutaan Orang Sering ‘Terjun Bebas’ Saat Mulai Terlelap? Menguak Fakta Ilmiah di Balik Hypnic Jerk

Mouth Taping, Fakta Atau Risiko Fatal?

24 September 2025 - 07:48 WIB

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

Fakta Mengejutkan Fenomena Sapioseksual: Kecerdasan Sebagai Sumber Hasrat

21 September 2025 - 08:46 WIB

Sapioseksual: Kecerdasan Sebagai Sumber Hasrat
Trending di Fakta Unik