Menu

Mode Gelap

HUKUM & Korupsi · 11 Agu 2025 WIB

“Makan Bergizi Gratis atau Masalah Bergizi Gratis?”


					“Makan Bergizi Gratis atau Masalah Bergizi Gratis?” Perbesar

JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang seharusnya jadi solusi gizi nasional, kini justru menuai gelombang kritik tajam dari berbagai pihak. Beberapa sorotan utama meliputi:

Celah Korupsi Sistemik

Laporan Transparency International Indonesia (TII) menunjukkan bahwa MBG berisiko tinggi terhadap korupsi sistemik. Praktik penunjukan mitra pelaksana tanpa verifikasi terbuka, lemahnya tata kelola, dan ketidakhadiran regulasi formal (seperti Perpres) sangat mengkhawatirkan. TII merekomendasikan moratorium program hingga pembenahan struktural dilakukan. (Transparency International Indonesia)

Kasus Keracunan Massal

Sejak Januari 2025, belasan hingga ratusan siswa di berbagai daerah—seperti Sukoharjo, Cianjur, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, hingga Kupang—terlapor mengalami keracunan setelah mengonsumsi paket MBG. Gejala mulai dari muntah hingga diare ringan cukup banyak terjadi. (Wikipedia)

Drama Mitra Dapur Tak Dibayar

Ada peristiwa di mana mitra dapur penyedia makanan—seperti SPPG Kalibata—menjerit karena belum menerima pembayaran hingga hampir Rp1 miliar, meski telah menyediakan puluhan ribu porsi makanan. Pemerintah bahkan disebut kurang aware atas kondisi mitra-mitra ini. (Yoursay.id)

Turunnya Kualitas dan Anggaran Mencekik

Alokasi dana per siswa untuk makanan MBG semula sekitar Rp10.000–Rp15.000, tetapi ada pemotongan yang menyebabkan menu kurang bergizi. Kekhawatiran kuat muncul bahwa pemangkasan anggaran ini akan menurunkan kualitas makanan dan outcome gizi. (Inilah.com, Wikipedia)


Isu Utama Inti Perhatian
Korupsi & Tata Kelola Lemah regulasi, potensi konflik kepentingan, dan pengadaan yang tidak transparan
Keamanan Konsumsi Banyak kejadian keracunan massal di berbagai wilayah sejak awal program
Mitra Terlambat Bayar Penyedia makanan tidak dibayar, menimbulkan krisis operasional di lapangan
Anggaran dan Mutu Pengurangan dana per porsi menimbulkan skeptisisme terhadap efektivitas intervensi gizi

Situasi ini menunjukkan bahwa di balik narasi pemerataan gizi nasional, terdapat persoalan serius yang membutuhkan evaluasi menyeluruh. Kritik publik berkembang, memanggil pemerintah untuk segera membenahi struktur, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaannya.(A/S)

Artikel ini telah dibaca 11 kali

Baca Lainnya

Nadiem Makarim Resmi Tersangka Kasus Chromebook, Kenakan Rompi Pink dan Diborgol

4 September 2025 - 15:14 WIB

“Foreign Investor Mediation with PT Indonesia Timur Carter Fails; Lawyer Calls It ‘Reverse Logic'”

4 September 2025 - 14:42 WIB

Mediasi Investor Asing vs PT Indonesia Timur Carter Gagal, Kuasa Hukum: “Ini Logika Terbalik”

4 September 2025 - 11:00 WIB

Pengacara Ternama Togar Situmorang Jadi Tersangka Polda Bali, Diduga Gelapkan Dana Rp 1,8 Miliar

8 Agustus 2025 - 12:34 WIB

Cegah Kelangkaan, Polres Bangli dan Disperindag Awasi Distribusi LPG 3 Kg Subsidi

7 Agustus 2025 - 09:58 WIB

Dirut PT FS dan Dua Pejabat Lain Jadi Tersangka Kasus Beras Tak Sesuai Mutu, Polri: Penurunan Kualitas Disengaja!

1 Agustus 2025 - 10:17 WIB

Trending di HUKUM & Korupsi