Mataram – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat dan Mahasiswa NTB menggeruduk Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (…). Aksi ini berlangsung panas hingga berujung ricuh, dengan mahasiswa membakar keranda bertuliskan “AZAB DPR TIDAK DITERIMA KERANDA” tepat di depan gedung wakil rakyat.
Tak hanya itu, massa juga mengibarkan bendera bajak laut One Piece bertanda Jolly Roger, seolah menyimbolkan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah dan DPR. Situasi makin memanas ketika gerbang selatan gedung DPRD yang berukuran sekitar 4 meter diangkat massa lalu diletakkan di tengah Jalan Udayana, Kota Mataram.
Kericuhan pecah ketika aparat berusaha memadamkan api keranda. Massa aksi merespons dengan melempar botol dan kayu, bahkan sempat merangsek masuk ke halaman dewan.

Mahasiswa NTB Bakar Keranda di DPRD Azab untuk Wakil Rakyat indonesia
Dalam orasi, koordinator aksi Nazir menyoroti sejumlah persoalan krusial, mulai dari tuntutan agar DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, hingga menolak rencana kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di NTB.
“Tolak kenaikan PBB di NTB yang membebani masyarakat,” tegas Nazir.
Selain itu, mahasiswa juga menolak rencana pembangunan sea plane dan glamping di kawasan Gunung Rinjani, serta mengecam perampasan lahan dalam proyek strategis nasional (PSN). Mereka pun menentang swastanisasi pendidikan yang dinilai semakin mencekik masyarakat.
Dari kubu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram, Bintang menyoroti tunjangan DPR yang mencapai Rp 50 juta per bulan. Ia juga menolak RUU Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang dianggap berpotensi membungkam demokrasi.
“RUU ini nggak main-main. Kita bisa ditangkap kapan saja. Bisa saja saya sekarang orasi, besok malam saya diamankan di Polda,” ujar Bintang di tengah kerumunan massa.
Aksi sempat diwarnai saling dorong dengan aparat kepolisian. Mahasiswa menegaskan tidak akan berhenti bersuara sebelum Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda, menemui langsung massa aksi. (F/S)