Menu

Mode Gelap

Entertainment · 23 Sep 2025 WIB

BLACKPINK: Kilau Global, Misteri Gelap di Balik Gemerlap


					BLACKPINK Perbesar

BLACKPINK

Tim Investigasi Swapnews.co.id

BLACKPINK adalah nama yang identik dengan glamor, rekor, dan kejayaan K-pop di panggung dunia. Namun di balik sorotan kamera, terdapat kisah lain yang jarang dibicarakan: strategi bisnis YG Entertainment yang ketat, kontrak kompleks, konflik antara karier solo dan grup, hingga kerentanan reputasi akibat bocoran digital. Investigasi Swapnews menyingkap dimensi yang jarang dipahami publik, dari ruang rapat agensi hingga arsip tersembunyi yang berpotensi jadi bom waktu.


Dari Trainee ke Fenomena Dunia

BLACKPINK resmi debut pada 8 Agustus 2016 dengan single album Square One. Namun, proses menuju debut itu jauh lebih panjang. Jennie, Jisoo, Rosé, dan Lisa melewati masa trainee bertahun-tahun, di mana YG Entertainment menyeleksi ratusan kandidat sebelum menyusun line-up akhir. Konsep “girl crush” — kuat, elegan, sekaligus glamor — sejak awal diarahkan untuk pasar internasional, bukan hanya Korea Selatan.

“YG sudah memproyeksikan BLACKPINK sebagai global brand, bukan sekadar girl group domestik,” ujar seorang analis musik Asia. Strategi ini terbukti: hanya dua tahun setelah debut, Ddu-Du Ddu-Du meledak secara global, menjadi salah satu video K-pop paling banyak ditonton di YouTube.


Empat Anggota, Empat Brand Besar

Seiring waktu, BLACKPINK bukan hanya grup musik, melainkan juga konglomerasi brand individu.

  • Jennie menjadi ikon Chanel dan mengelola perusahaan label pribadi.

  • Rosé dikenal sebagai vokalis dengan citra artistik, kerap tampil di event fashion Eropa.

  • Lisa adalah superstar global dengan basis penggemar kuat di Asia Tenggara.

  • Jisoo menembus dunia akting dan fashion, menjadi duta brand mewah.

Setiap anggota menghasilkan pendapatan luar biasa melalui endorsement, media sosial, hingga bisnis pribadi. Namun kekuatan ini membawa konsekuensi: jadwal padat proyek solo kerap mengurangi waktu untuk kegiatan grup, dan kontrak komersial tiap individu kadang berbeda arah dengan kepentingan BLACKPINK sebagai satu kesatuan.

Seorang pengamat industri hiburan menyebut, “BLACKPINK adalah anomali. Masing-masing anggota bisa berdiri sendiri sebagai brand global, tapi mereka juga harus menjaga identitas kolektif grup. Ini ibarat empat perusahaan besar dalam satu payung.”


Kontrol Agensi dan Kreativitas yang Dibatasi

Industri K-pop dikenal dengan sistem manajemen ketat. Di BLACKPINK, YG Entertainment memiliki kendali besar dalam pemilihan lagu, konsep, hingga jadwal rilis. Meski anggota memberi masukan kreatif, keputusan final tetap ada di tangan produser dan manajemen.

Hal ini membawa keuntungan berupa produksi kelas dunia, kolaborasi internasional, serta promosi skala besar. Namun, sisi lainya adalah terbatasnya ruang ekspresi artistik. Inilah yang mendorong beberapa anggota membentuk perusahaan sendiri untuk karier solo — tanda bahwa mereka ingin lebih banyak kendali atas karya dan brand pribadinya.


Skandal Bocoran: Krisis Reputasi di Era Digital

Tahun 2024–2025, BLACKPINK menghadapi ujian berat ketika muncul rekaman pra-debut berisi percakapan lama yang bocor ke publik. Konten itu memicu kontroversi global, menimbulkan backlash terhadap brand, sponsor, dan bahkan hubungan antar anggota.

Fenomena ini membuka mata dunia tentang satu hal: artis K-pop sangat rentan terhadap arsip lama yang bocor, baik rekaman pribadi maupun dokumen internal agensi. “Kebocoran ini bukan hanya masalah moral artis, tapi juga soal tata kelola data yang buruk dari agensi,” kata seorang konsultan PR krisis.

Reaksi fans terbagi: sebagian mati-matian membela, sebagian lain menuntut klarifikasi. Dalam hitungan jam, nama BLACKPINK menduduki trending topic global. Inilah risiko reputasi di era digital: satu arsip lama bisa mengancam brand bernilai miliaran dolar.


Kontrak, Uang, dan Transparansi

Akhir 2023, YG Entertainment mengumumkan bahwa semua anggota BLACKPINK memperpanjang kontrak untuk kegiatan grup. Pengumuman ini langsung mendongkrak harga saham YG, menepis isu bubar. Namun, detail kontrak — pembagian royalti, hak atas lagu, hingga pembagian keuntungan tur — tidak pernah dipublikasikan.

Padahal, angka yang dipertaruhkan tidak main-main. Tur Born Pink mencatat lebih dari 1,8 juta penonton dan pendapatan sekitar US$330 juta, rekor untuk girl group Asia. Dengan angka sebesar itu, publik wajar bertanya: siapa yang mendapat bagian terbesar, agensi atau artis?

“Publik berhak tahu lebih banyak, terutama karena BLACKPINK bukan hanya grup musik, mereka adalah fenomena ekonomi global,” ujar seorang pengamat pasar hiburan.


Loyalitas vs. Kemandirian

Meski sibuk dengan proyek solo, keempat anggota berkali-kali menegaskan bahwa BLACKPINK masih menjadi prioritas. Lisa, misalnya, pernah berkata dalam wawancara, “Tentu saja kami akan terus tampil sebagai BLACKPINK.” Namun realitas bisnis menunjukkan arah lain: anggota membentuk entitas manajemen pribadi, menandatangani kontrak solo internasional, dan membangun kerajaan brand masing-masing.

Di sinilah paradoks BLACKPINK: loyalitas emosional pada grup masih kuat, tetapi logika bisnis menuntut kemandirian yang semakin besar.


Kesimpulan Investigasi

BLACKPINK adalah ikon global, tetapi juga cermin kompleksitas industri hiburan modern.

  1. Dibentuk oleh strategi bisnis, bukan kebetulan.

  2. Diperkuat oleh brand individu, tapi rawan konflik kepentingan.

  3. Dikendalikan agensi, namun menuntut kebebasan kreatif.

  4. Diguncang bocoran digital, yang menguji ketahanan reputasi.

  5. Dibayang-bayangi pertanyaan finansial, yang belum sepenuhnya transparan.

Fenomena ini menegaskan bahwa BLACKPINK bukan sekadar girl group, melainkan laboratorium besar industri hiburan: tentang bagaimana artis, agensi, dan pasar global saling tarik menarik di bawah sorotan dunia.

(P/A)

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

House of David Season 2: Serial Religi yang Jadi ‘Game of Thrones’-nya Alkitab, Picu Perdebatan Penonton Dunia!

7 Oktober 2025 - 10:07 WIB

House of David Season 2 Prime Video Release Schedule

Diduga Depresi Usai Dituduh KDRT, Pria di Kotawaringin Timur Ditemukan Tewas Gantung Diri di Rumah

6 Oktober 2025 - 19:12 WIB

Pria gantung diri di Baamang Barat usai dilaporkan KDRT

Pemuda 20 Tahun Asal Singapura Gasak 4.100 Bitcoin! Gaya Hedon, Borong Puluhan Supercar hingga Bikin FBI Geleng Kepala

6 Oktober 2025 - 12:47 WIB

Kasus pencurian 4.100 Bitcoin oleh Malone Lam

Denpasar Geger: Dugaan Penyalahgunaan Nama Panti Asuhan untuk Kumpulkan Donasi

6 Oktober 2025 - 06:10 WIB

Panti Asuhan Adzkiyah Alkhair digugat publik

Saat Batik Bicara Lewat Irama dan Gerak: Kolaborasi Budaya, Mode, dan Semangat Muda di Panggung Denpasar

5 Oktober 2025 - 10:52 WIB

Ulama Murka! Lirik Lagu Minang ‘Patah Bacinto’ Dipelesetkan Jadi “Tuhan Den Paso” di Konser Payakumbuh

4 Oktober 2025 - 18:49 WIB

Lirik lagu Minang dipelesetkan di konser Payakumbuh, ulama geram anggap hina Tuhan.
Trending di Budaya