Menu

Mode Gelap

Entertainment · 24 Sep 2025 WIB

Gelapnya K-Pop: Industri yang Menggiring Idol ke Kematian Tragis?


					bunuh diri artis K-Pop, sisi gelap industri hiburan Korea Perbesar

bunuh diri artis K-Pop, sisi gelap industri hiburan Korea

Swapnews.co.id_Korea Selatan dikenal sebagai pusat budaya pop dunia. Musik K-Pop, drama, dan bintang idolnya menjadi ikon global. Namun di balik gemerlap itu, ada sisi gelap: angka bunuh diri yang tinggi, termasuk di kalangan selebritas. Dengan tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara OECD, fenomena ini memunculkan pertanyaan mendasar: mengapa begitu banyak talenta muda kehilangan harapan?

 

Deretan Kasus yang Menggemparkan

 

Kim Jong-hyun (SHINee, 2017)

Pada Desember 2017, Jonghyun, vokalis utama boy group SHINee, ditemukan meninggal dunia. Dalam surat terakhirnya, ia mengungkapkan kelelahan batin dan perjuangan panjang melawan depresi. Kepergiannya mengejutkan dunia, karena SHINee adalah salah satu grup terbesar di generasinya. Publik pun mulai sadar, kesuksesan tidak selalu berarti kebahagiaan.

 

Choi Jin-ri “Sulli” (f(x), 2019)

Aktris sekaligus mantan anggota f(x), Sulli, ditemukan meninggal pada Oktober 2019. Sulli dikenal lantang menyuarakan kebebasan berekspresi perempuan, termasuk menolak norma konservatif soal pakaian dan kehidupan pribadi. Namun sikap terbuka itu menjadikannya sasaran cyberbullying masif. Kasusnya memicu perdebatan nasional tentang kebijakan komentar anonim di internet Korea.

 

Goo Hara (KARA, 2019)

Hanya sebulan setelah kepergian Sulli, publik kembali diguncang kabar duka. Goo Hara, mantan anggota girl group KARA, ditemukan meninggal dunia pada November 2019. Hara sebelumnya menghadapi kasus hukum dengan mantan pasangannya dan menjadi target serangan daring. Dua tragedi beruntun ini menyoroti lemahnya perlindungan hukum bagi selebritas dari kekerasan digital.

 

Cha In-ha (Aktor, Surprise U, 2019)

Desember 2019 menjadi bulan suram dengan kematian aktor muda Cha In-ha. Polisi tidak menemukan tanda-tanda kriminal, namun publik menduga tekanan industri hiburan turut menjadi faktor. Kasus ini menambah daftar panjang artis muda yang kehilangan hidupnya dalam waktu singkat.

 

Moonbin (ASTRO, 2023)

Pada April 2023, Moonbin, anggota boy group ASTRO, ditemukan meninggal di apartemennya. Agensinya mengonfirmasi kabar duka tanpa detail lebih jauh. Para penggemar di seluruh dunia menggelar peringatan, menunjukkan betapa besarnya dampak psikologis tragedi semacam ini bagi komunitas global.

 

Kasus Ikonik Lain

 

Choi Jin-sil (2008): Aktris papan atas yang meninggal setelah menjadi korban rumor daring, kasusnya mengguncang bangsa dan memunculkan undang-undang anti-cyberbullying.

 

Jang Ja-yeon (2009): Aktris yang kematiannya meninggalkan catatan kontroversial tentang eksploitasi dalam industri hiburan.

 

Park Yong-ha (2010): Aktor dan penyanyi yang meninggal di puncak karier, dilaporkan berjuang dengan depresi.

 

Lee Eun-ju (2005): Aktris muda berbakat yang kepergiannya dianggap sebagai awal dari gelombang kasus artis yang meninggal secara tragis.

 

Faktor yang Sering Muncul

 

Cyberbullying & komentar daring: Tekanan komentar negatif terbukti berperan besar pada kasus Sulli dan Goo Hara.

 

Depresi & tekanan karier: Jonghyun dan Park Yong-ha menunjukkan bagaimana ekspektasi publik dapat menghancurkan kesehatan mental.

 

Sengketa hukum & skandal industri: Kasus Jang Ja-yeon dan Jo Min-ki memperlihatkan adanya kerentanan artis terhadap eksploitasi.

 

Budaya diam soal kesehatan mental: Stigma membuat banyak artis enggan mencari bantuan profesional meski dalam kondisi kritis.

 

Respon & Perubahan

 

Pemerintah Korea Selatan sempat memperketat aturan komentar anonim di portal berita. Agensi hiburan mulai menyediakan konseling psikologis bagi artis. Namun aktivis menilai langkah tersebut masih parsial. Kontrak panjang, jam kerja ekstrem, serta tekanan persaingan ketat tetap menjadi realitas sehari-hari di dunia hiburan Korea.

 

Fenomena bunuh diri artis di Korea Selatan adalah tragedi personal sekaligus cermin persoalan sistemik. Di balik sorotan lampu panggung, para bintang menghadapi tekanan yang tak terlihat publik: standar tak manusiawi, ekspektasi tinggi, dan budaya yang kerap mengabaikan kesehatan mental.

 

Pertanyaan besar pun mengemuka: berapa lama lagi industri hiburan akan terus kehilangan generasi talenta mudanya sebelum perubahan nyata dilakukan?

 

 

(P/A)

 

 

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Aksi Begal di Talang Kelapa Palembang Terekam CCTV, Polisi Buru Dua Pelaku

7 Oktober 2025 - 23:44 WIB

House of David Season 2: Serial Religi yang Jadi ‘Game of Thrones’-nya Alkitab, Picu Perdebatan Penonton Dunia!

7 Oktober 2025 - 10:07 WIB

House of David Season 2 Prime Video Release Schedule

Etanol Hantam Karyawan! Gara-gara Masalah Teknis Pertamina, Ratusan Karyawan SPBU Swasta Terancam PHK Massal!

7 Oktober 2025 - 09:33 WIB

Kekosongan BBM Ancam PHK Massal

AI Membunuh Bahasa Pemrograman? Python Bertahan, JavaScript Terpuruk di 2025!

7 Oktober 2025 - 01:58 WIB

Bahasa pemrograman 2025, dominasi Python, kejatuhan JavaScript, dan ancaman AI terhadap coding tradisional.

Bryan Mbeumo: Rekrutan yang Diam-Diam Menyelamatkan Manchester United dari Krisis

7 Oktober 2025 - 00:49 WIB

Pelatih kepala Manchester United asal Portugal, Ruben Amorim

Florian Wirtz dan Kutukan ‘007’: Agen Gagal Liverpool atau Calon Legenda yang Terlambat Panas?

7 Oktober 2025 - 00:26 WIB

Era Baru di Anfield Florian Wirtz, Sang Arsitek Masa Depan Liverpool
Trending di Bola