Swapnews.co.id – Ketika nama besar seperti Tiësto, David Guetta, atau Calvin Harris disebut, publik segera mengaitkannya dengan dunia DJ modern: panggung megah, festival EDM raksasa, dan lampu laser yang menyilaukan. Namun, sejarah DJ jauh lebih kompleks daripada sekadar pesta malam. Jejaknya bermula dari ruang siaran radio sempit, puluhan tahun sebelum klub malam jadi pusat budaya pop.
1909: Ray Newby, DJ Pertama di Dunia

Ray Newby
Sejarah mencatat Ray Newby, seorang remaja berusia 16 tahun di Fresno, California, sebagai DJ pertama. Pada 1909, di bawah bimbingan penemu radio Charles “Doc” Herrold, Newby menyiarkan rekaman musik gramofon lewat radio eksperimental. Apa yang dia lakukan terdengar biasa hari ini, namun pada masanya itu adalah revolusi: untuk pertama kalinya, musik rekaman bisa didengar publik tanpa hadir langsung di sebuah ruang pertunjukan.
Inilah titik nol disk jockey. Meski istilah “DJ” belum lahir, peran Newby sebagai orang yang mengendalikan musik dari piringan menjadikannya pelopor.
1935: Martin Block dan Istilah “Disk Jockey”
Istilah “disk jockey” pertama kali dipopulerkan oleh Martin Block, penyiar radio Amerika. Programnya, Make Believe Ballroom, memutarkan rekaman jazz dan swing seolah-olah pendengar hadir di konser langsung. Block bukan hanya pemutar lagu, melainkan juga pencipta suasana imajiner, menjadikan DJ sebagai mediator antara musik dan audiens.
1943: Jimmy Savile dan Dua Turntable
Lompatan besar berikutnya lahir di Inggris. Jimmy Savile mengadakan pesta dansa dengan dua turntable pada 1943. Teknik ini memungkinkan musik mengalir tanpa jeda, sebuah konsep yang kini dianggap dasar dari dunia DJ. Ironisnya, meski Savile diakui sebagai pelopor, namanya kemudian tercoreng karena skandal kriminal, sesuatu yang jarang disorot ketika membahas sejarah DJ.
1970-an: Bronx, Hip-Hop, dan DJ Kool Herc
Era 1970-an di Bronx, New York, mengubah DJ dari sekadar pemutar lagu menjadi seniman. DJ Kool Herc, keturunan Jamaika, menemukan teknik breakbeat — memperpanjang bagian drum funk dengan dua piringan agar penari dapat terus bergerak. Dari teknik inilah lahir budaya hip-hop.
Nama-nama lain seperti Grandmaster Flash dan Afrika Bambaataa memperluas inovasi dengan scratching, mixing, dan sampling. DJ bukan lagi figur belakang layar, melainkan pusat budaya urban baru.
1980–1990-an: House, Techno, dan Invasi Klub Eropa
Di Chicago, lahir house music dari klub Warehouse dengan sosok seperti Frankie Knuckles. Di Detroit, techno muncul dari eksperimen musik elektronik futuristik. Sementara di Inggris, rave culture meledak, menggabungkan DJ dengan visual, narkotika, dan politik subkultur.
DJ mulai meninggalkan ruang radio dan mendominasi lantai dansa dunia.
2000-an hingga Kini: Era Festival EDM
Memasuki 2000-an, DJ berubah menjadi superstar. Nama-nama seperti Tiësto, Armin van Buuren, hingga Skrillex mengisi stadion dan festival global. Peralatan digital menggantikan piringan analog, laptop dan software menjadi instrumen utama, dan gaji DJ bisa menyaingi band rock atau pop kelas dunia.
Namun, di balik kejayaan ini, akar sejarah sering terlupakan: perjalanan panjang dari gramofon sederhana Ray Newby hingga festival megah Tomorrowland.
Fakta Tersembunyi Dunia DJ yang Jarang Dibongkar
-
DJ Pertama Bukan dari Klub Malam – Asal-usulnya justru dari radio eksperimental, bukan pesta dansa.
-
Skandal Menghantui Sejarah – Jimmy Savile, pionir dua turntable, kemudian diketahui terlibat kasus kriminal serius.
-
Hip-Hop Dimulai dari DJ, Bukan Rapper – Banyak orang mengira rap adalah pondasi hip-hop, padahal DJ-lah yang jadi titik mula.
-
Pionir Perempuan Dilupakan – Annie Nightingale dari BBC adalah salah satu DJ wanita pertama yang diakui, tapi jarang disebut dalam narasi populer.
-
Perdebatan Autentisitas – Peralihan ke teknologi digital memicu perdebatan: apakah DJ masih “asli” jika tak lagi menggunakan turntable dan vinyl?
Sejarah DJ bukan hanya kisah pesta malam atau festival megah. Ia adalah cerita lintas zaman: dari seorang remaja California yang memutar piringan di radio tahun 1909, ke pesta bawah tanah Bronx, hingga ribuan orang berjingkrak di panggung EDM global. Ironisnya, semakin besar panggung DJ hari ini, semakin banyak bagian sejarah awalnya yang terlupakan.
Mungkin inilah waktunya untuk menengok kembali akar-akar sederhana, penuh eksperimen, bahkan kontroversial dari dunia disk jockey — sebuah dunia yang selalu berputar, layaknya piringan yang tak pernah berhenti berputar di atas turntable.
(P/A)