Denpasar, SwapNews – Pada Jumat, 3 Oktober 2025, rombongan dari PT. Global Retailindo Pratama berkunjung ke Panti Asuhan Adzkiyah Alkhair (Yayasan Al-Ittihad Rasyid Wa Habib) di Jl. Gunung Kidul No.14A, Denpasar Barat. Rencana awal adalah menyalurkan bantuan berupa sembako dan makanan kepada anak-anak panti. Namun, kedatangan mereka disambut adegan tak biasa: panti tampak sepi, tanpa anak-anak atau aktivitas rutin yang semestinya terlihat di sebuah lembaga sosial.
Seorang karyawan PT bertanya kepada pengurus panti (inisial AL), “Pak, kok sepi? Anak-anak di mana?” Pengurus menjawab bahwa anak-anak sedang sekolah, belum pulang. Tanpa kecurigaan lebih lanjut, karyawan pun memerintahkan penurunan barang bantuan. Namun, suasana berubah ketika terdengar keributan dari dalam: seorang Ibu-ibu yang sehabis berdoa/sembahyang teriak, “Panti ini sudah tutup! Kenapa masih menerima sedekah? Kalian ditipu!”
Ketegangan meningkat ketika karyawan PT menagih jawaban atas klaim bahwa pengurus telah berdusta: “Pak, Bapak Jangan menipu Kami yah, Katanya anak-anak masih sekolah belum lulang” jawab karyawan tersebut. Pengurus AL pun menjawab bahwa yang dimaksud “anak” adalah anak-anak disini memang belum pulang, bukan anak panti — sebuah jawaban yang menimbulkan kebingungan dan kemarahan pengurus wanita lain di lokasi.
Menurut sumber internal PT Global Retailindo Pratama, mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke redaksi SwapNews dengan harapan agar publik dan dermawan berhati-hati agar tidak jatuh korban modus serupa.
Kecurigaan Pemindahan Anak Asuh ke Banyuwangi
Sayangnya, usaha verifikasi menunjukkan bahwa beberapa anak panti dalam catatan publik pernah dikirim ke pesantren di Banyuwangi, Jember, dan Madura sebagai bagian dari program keagamaan. m.benihbaik.com+1 “Tapi itu bukan berarti panti telah tutup,” kata salah satu aktivis sosial di Denpasar yang enggan disebut nama, “Apakah mereka memindahkan semua anak, atau hanya sebagian? Kita mesti dalami.”
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari pihak pengurus panti, Dinas Sosial setempat, atau aparat hukum. Namun, dugaan bahwa panti tersebut berfungsi sebagai “panggung kosong” untuk menampung sedekah sangat mengkhawatirkan. Dermawan dianjurkan agar melakukan pengecekan lapangan, meminta dokumentasi anak asuh, dan melibatkan lembaga sosial independen saat ingin menyumbang.
SwapNews akan terus mengawal kasus ini dan mengupayakan klarifikasi dari pihak-pihak terkait. Jika kamu memiliki informasi tambahan, foto, bukti transfer atau saksi, silakan hubungi redaksi kami agar kami bisa melakukan investigasi lanjutan.
(Redaksi)