Menu

Mode Gelap

Health · 20 Sep 2025 WIB

Apakah Bipolar Disorder itu ?


					Bipolar Disorder Perbesar

Bipolar Disorder

 BOGOR. Swapnews.co.id – Menurut PPDGJ (Pedoman Diagnostik Gangguan Jiwa Indonesia) edisi III, gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah gangguan suasana perasaan (mood/afektif) yang ditandai oleh episode berulang (minimal dua episode), dimana suasana hati dan tingkat aktivitas pasien terganggu secara signifikan, meliputi episode mania atau hipomania (peningkatan afek dan energi) dan episode depresi (penurunan afek dan energi).

Ada dua jenis gangguan bipolar, yakni tipe I dan tipe II. Untuk didiagnosis gangguan bipolar tipe I, seseorang minimal harus mengalami episode mania dan untuk didiagnosis gangguan bipolar tipe II, seseorang harus merasakan episode hipomania (varian lebih ringan dari mania) dan episode depresif.

Secara lebih rincinya, ketika sedang berada di episode mania, seseorang bisa merasa begitu bersemangat hingga tidak butuh tidur berhari-hari, mentraktir teman-temannya meski sedang butuh uang, mengerjakan berbagai macam pekerjaan namun tidak ada yang selesai, mengenakan pakaian yang heboh dengan warna-warna yang cerah, terus berbicara pada siapapun, dan kepercayaan dirinya melonjak tinggi. Sebaliknya, ketika berada di episode depresif, seseorang tersebut jadi pendiam, malas makan, malas berbicara, nampak murung, tidak mau keluar rumah, terbalik 180 derajat dari suasana hati episode mania.

Episode-episode ini biasanya diselingi oleh masa penyembuhan sempurna dan dapat dipicu oleh stres. Mulai dari periode tinggi yang disebut episode manik, dan periode rendah atau episode depresi.

Selama episode manik, pengidap bipolar akan merasa bahagia, memiliki banyak energi, dan sangat mudah bergaul. Sebaliknya selama episode depresi, orang tersebut mungkin merasa sedih, memiliki energi rendah, dan menarik diri secara sosial.

Jika tidak segera ditangani, episode manik dapat berlangsung 3-6 bulan, dan episode depresif setidaknya 6-12 bulan. Namun, dengan pengobatan intensif, setiap episode setidaknya terjadi dalam waktu 3 bulan.

Secara sains bipolar disorder disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia pada otak, seperti neurotransmitter yang membantu membawa pesan ke jaringan-jaringan otak. Kemudian, gangguan jiwa ini membuat otak sulit untuk mengontrol kadar hormon, seperti noradrenalin, dopamin, dan serotonin.

Selain itu, bipolar juga bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut :

  1. Genetik, yang diturunkan oleh salah satu anggota keluarga yang mengalami bipolar.
  2. Trauma masa kecil yang sulit dilupakan, seperti kekerasan fisik, kekerasan seksual, kehilangan orang terkasih, dan tragedi lainnya.
  3. Kejadian yang menyebabkan stres sehari-hari, seperti kesepian, patah hati, pemutusan kerja, tekanan dari orang dan lingkungan sekitar, bahkan pernikahan.
  4. Lingkungan sosial keluarga memicu gangguan bipolar.
  5. Alkohol dan obat-obatan.

Bipolar adalah penyakit seumur hidup yang gejalanya bisa datang sewaktu-waktu..Pengidap bipolar disorder juga perlu menghindari stres, mempertahankan pola tidur, makan makanan yang sehat, dan olahraga yang teratur.

Pada gangguan mental, apakah lingkungannya suportif atau tidak, akan sangat berpengaruh terhadap pemulihan dan kekambuhan gejala. Jika lingkungannya tidak suportif, bukan tidak mungkin gejalanya memburuk dan sering kambuh. Tapi jika mendukung, para penderita akan merasa lebih diterima, disayang, dan dengannya gejalanya akan lebih mudah terkontrol.

Pengobatan untuk Pengidap Bipolar

Ada banyak pilihan pengobatan untuk gangguan bipolar ini. Setiap orang dengan gangguan bipolar mungkin merespons pengobatan yang berbeda, dan biasanya memerlukan kombinasi pengobatan yang unik.

Kombinasi pengobatan dan terapi bicara adalah yang penanganan yang paling efektif.

Obat-obatan yang umum diresepkan oleh dokter, seperti:

  1. Penstabil suasana hati, seperti litium.
  2. Antipsikotik atipikal, seperti quetiapine, yang dapat mengobati episode manik dan depresi serta membantu menjaga suasana hati yang stabil.
  3. Antidepresan, meskipun tidak semua orang dengan gangguan bipolar merespons dengan baik terhadap antidepresan. Obat ini dapat memicu episode manik pada beberapa orang.
  4. Quetvell 100 mg 10 Tablet. Obat dengan kandungan zat aktif quetiapine fumarate, yang bisa membantu mengatasi episode mania akut pada gangguan bipolar, skizofrenia, dan fase depresi gangguan bipolar.
  5. Risperidone 2 mg Tablet. Obat antipsikotik turunan benzisoxazole, yang digunakan untuk terapi pada skizofrenia akut. Obat ini juga digunakan untuk gangguan psikosis lain yang disertai gejala tambahan, seperti halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kerugian, menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional.
  6. Abilify 5 mg 10 Tablet. Obat dengan kandungan aripiprazole 5 mg, yang bisa digunakan untuk mengatasi skizofrenia, gangguan bipolar, depresi, iritabilitas yang berhubungan dengan autisme, dan Tourette’s disorder.
  7. Lamictal Tablet 100 mg. Obat golongan antipsikotik dengan kandungan aripiprazole 5 mg. Bisa digunakan untuk mengatasi skizofrenia, gangguan bipolar, depresi, iritabilitas yang berhubungan dengan autisme, dan Tourette’s disorder.

Jenis terapi bicara yang dapat membantu seseorang mengelola gangguan bipolar meliputi:

  1. Psikoedukasi dengan memberikan edukasi kepada individu dengan gangguan bipolar dan keluarganya mengenai kondisi tersebut, termasuk gejala, penanganan, dan strategi pencegahan kekambuhan, untuk meningkatkan pemahaman, kemandirian dalam mengelola penyakit, dan sistem dukungan yang lebih baik.
  2. Terapi Perilaku Kognitif untuk membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif. TPK mengajarkan pasien untuk mengenali pemicu episode manik dan depresif, mengembangkan strategi koping, memantau suasana hati, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dan fungsi sosial untuk mencapai stabilitas emosional yang lebih baik.
  3. Remediasi fungsional bertujuan untuk memulihkan kemampuan seperti memori, perhatian, dan penalaran yang sering terganggu pada gangguan bipolar, dengan fokus pada penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Psikoterapi yang berfokus pada keluarga dirancang untuk membantu anggota keluarga menangani tantangan gangguan bipolar dengan memberikan psikoedukasi, mengajarkan keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah, serta menciptakan lingkungan yang lebih suportif bagi penderita gangguan bipolar.
  5. Terapi ritme interpersonal dan social bertujuan menstabilkan ritme sirkadian(siklus tidur-bangun) pasien dengan mengatur rutinitas harian dan menyelesaikan masalah interpersonal, sehingga membantu mengelola gejala dan mencegah kekambuhan episode bipolar.
  6. Manajemen perawatan terintegrasi melibatkan kombinasi pengobatan (obat-obatan), psikoterapi, dukungan gaya hidup sehat, dan manajemen diri yang konsisten untuk mengelola gejala, mengurangi kekambuhan, dan meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan bipolar. .

Dengan rutin menjalani pengobatan dapat mengurangi tingkat keparahan dan kekambuhan episode suasana hati, selain itu harus menerapkan gaya hidup sehat jiwa dan raga, seperti olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, tidur cukup, dan membuat segala aktivitas dengan terencana.

Dukungan interpersonal dan perawatan diri dapat meningkatkan pemulihan dengan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Rasa takut akan perubahan suasana hati dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk menahannya.

Memang, perubahan suasana hati karena gangguan bipolar mungkin tidak selalu dapat dihindari. Namun, seiring waktu, seseorang mungkin menjadi lebih baik dalam mengenali tanda-tanda awal perubahan suasana hati dan mengembangkan strategi untuk mengurangi efeknya.

Strategi seperti yoga, mindfulness, dan meditasi dapat membawa lebih banyak kesadaran pada perubahan suasana hati. Aktivitas perawatan diri, termasuk mandi, membaca, mendengarkan musik, atau menulis jurnal, juga dapat membantu perubahan suasana hati yang moderat sebelum meningkat. (YSM)

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Jebakan Kebaikan: Mengapa “Sorry Syndrome” Menjadi Perilaku Maladaptif ?

5 Oktober 2025 - 07:07 WIB

SORRY SYNDROME, ga bisa kalau ga bilang "MAAF"

Kleptomania: Bukan Sekadar Mencuri, Namun Gangguan Pengendalian Impuls yang Serius

29 September 2025 - 02:44 WIB

Mengapa Metode Tidur Skandinavia Adalah Tindakan Cinta yang Paling Pragmatis ?

28 September 2025 - 03:09 WIB

Metode Tidur Skandinavia, tidur dengan selimut terpisah

SKANDAL TIDUR MODERN: Bukan Diganggu Hantu, Mengapa Jantung Jutaan Orang Sering ‘Terjun Bebas’ Saat Mulai Terlelap? Menguak Fakta Ilmiah di Balik Hypnic Jerk

26 September 2025 - 04:14 WIB

SKANDAL TIDUR MODERN: Bukan Diganggu Hantu, Mengapa Jantung Jutaan Orang Sering ‘Terjun Bebas’ Saat Mulai Terlelap? Menguak Fakta Ilmiah di Balik Hypnic Jerk

Mouth Taping, Fakta Atau Risiko Fatal?

24 September 2025 - 07:48 WIB

MOUTH TAPING, FAKTA ATAU RISIKO FATAL?

Fakta Mengejutkan Fenomena Sapioseksual: Kecerdasan Sebagai Sumber Hasrat

21 September 2025 - 08:46 WIB

Sapioseksual: Kecerdasan Sebagai Sumber Hasrat
Trending di Fakta Unik