Swapnews.co.id — Tidak banyak yang tahu, musik keroncong yang kerap kita dengar sebagai musik “asli Indonesia” ternyata punya sejarah panjang, penuh persilangan budaya, bahkan kontroversial. Pertanyaan besarnya: siapa sebenarnya musisi keroncong pertama di dunia?
Akar dari Dunia yang Tak Terduga
Keroncong berakar dari musik Fado Portugis abad ke-16. Saat bangsa Portugis berlayar ke Asia, mereka membawa alat musik kecil bernama cavaquinho (cikal bakal ukulele modern). Alat ini kemudian masuk ke Nusantara melalui pelabuhan Malaka dan Batavia.
Orang Portugis, budak dari Goa (India), dan komunitas mestizo (campuran Eropa-Asia) memainkan musik balada bercorak melankolis. Dari sinilah muncul bentuk musik yang kelak disebut “Moresco” atau “Keroncong Tugu”, dinamai dari kampung Tugu di Jakarta Utara, yang dihuni keturunan Portugis bebas.
Dengan kata lain, para penduduk Kampung Tugu-lah yang bisa disebut sebagai “musisi keroncong pertama di dunia.” Mereka memperkenalkan musik keroncong secara kolektif, bukan individu. Hingga kini, keturunan Tugu masih mempertahankan tradisi itu sebagai warisan leluhur.
Dari Musik Budak ke Musik Bangsawan
Fakta menarik lain: keroncong awalnya dimainkan oleh kelompok sosial kelas bawah – budak, nelayan, komunitas pinggiran. Namun, pada abad ke-19, musik ini justru masuk ke ruang elite Batavia. Para bangsawan Jawa dan Belanda mulai menyukai keroncong karena nadanya lembut, romantis, dan “asing.”
Tercatat pada era 1880-an, keroncong berkembang menjadi Keroncong Klasik dengan format orkes lengkap: biola, cello, flute, gitar, dan instrumen khas keroncong. Dari sinilah muncul nama-nama musisi awal seperti Orkes Keroncong Komedie Stamboel yang populer di Jawa dan Sumatra.
Fakta yang Jarang Diketahui Dunia
-
Keroncong Tugu lebih tua dari Jazz dan Blues
Jazz lahir di Amerika Serikat awal abad ke-20, sementara keroncong sudah eksis sejak abad ke-16 di Nusantara. Ironisnya, dunia lebih mengenal jazz ketimbang keroncong. -
Dipandang sebelah mata di negeri sendiri
Banyak generasi muda Indonesia menganggap keroncong musik “tua dan kuno,” padahal UNESCO sudah mengakui keroncong sebagai bagian penting warisan budaya dunia. -
Instrumen “Keroncong” bukan asli Nusantara
Alat musik kecil yang disebut “cuk” dan “cak” sejatinya adalah adaptasi dari cavaquinho Portugis. Namun, orang Indonesia berhasil menjadikannya khas dan berbeda dari akar aslinya. -
Peran perempuan pelopor
Tidak banyak dicatat, tapi penyanyi perempuan seperti Miss Riboet dan Waldjinah di era berikutnya menjadi kunci popularitas keroncong, memberi sentuhan vokal yang kuat hingga mendunia.
Keroncong Hari Ini
Kini, keroncong mengalami transformasi melalui “Keroncong Pop” atau “Keroncong Millennial”. Musisi muda mencoba memadukannya dengan jazz, rock, hingga EDM, tapi tetap menjaga roh klasiknya: petikan gitar cak dan cuk yang khas.
Kesimpulan: Keroncong memang lahir dari pertemuan budaya, tapi ia menemukan rumah sejatinya di Indonesia. Jika ditanya siapa musisi pertama keroncong di dunia, jawabannya bukan satu nama, melainkan komunitas Kampung Tugu di Batavia — saksi awal musik keroncong yang kini menjadi bagian identitas bangsa.
(P/A)