Menu

Mode Gelap

Collection · 10 Sep 2025 WIB

10 Spesies Gajah Purba yang Ada di Dunia


					10 Spesies Gajah Purba yang Ada di Dunia Perbesar

Gajah merupakan hewan mamalia darat terbesar dan termasuk hewan purba dari generasi terakhir yang masih bisa bertahan hidup di zaman modern, meskipun saat ini populasi mereka di alam liar menurun drastis.

Ada sekitar 10 spesies gajah purba yang telah punah dan diungkap keberadaannya oleh para ilmuwan, apa saja jenis gajah tersebut?

  1. American Mastodon

American Mastodon dulunya penghuni benua Amerika. Habitatnya tersebar luas dari Amerika Utara mulai dari Alaska, Pesisir timur Amerika Serikat hingga Meksiko.

Diperkirakan jika gajah ini hidup di era Paleogen (sekitar 30 juta tahun lalu) namun  saat ini anda hanya bisa melihat sisa tulang belulangnya saja di museum. Ukurannya jauh berbeda dibanding gajah India yang masih hidup hingga saat ini.

American Mastodon betina memiliki tinggi 7 Kaki (2,1 meter) sedangkan yang jantan memiliki tinggi 10 kaki (3 meter). Bobot dari gajah ini bisa hingga 6 ton dan panjangnya mencapai 4.5 meter serta gadingnya memiliki ukuran 2 meter. Diperkirakan spesies dari gajah ini punah sekitar 10.500 tahun lalu.

  1. Mammoth Berbulu

Mammoth Berbulu memiliki bulu tebal dan gading berukuran panjang melengkung dan terakhir terlihat sekitar 4000 tahun lalu di sebuah pulau terpencil di Samudra Arktik. Dulu manusia pernah hidup berdampingan dengan mammoth, namun sayangnya manusia purba malah berburu mammoth untuk menjadi santapannya.

Kulitnya digunakan sebagai pakaian dan gadingnya untuk alat untuk berburu. Bulu tebalnya kurang lebih mirip seperti ciri-ciri beruang kutub, dikarenakan memang daerah kehidupannya yang kurang lebih sama.Saat ini anda bisa melihat fosil dari Mammoth ini di museum.

  1. Amebelodon

Amebelodon memiliki sekitar 6 – 10 kaki (2 – 3 meter), bobotnya bisa mencapai 1 – 2 ton. Gadingnya terletak di bagian bawah yang bentuknya menyerupai sekop dan memiliki bentuk rata, pipih serta saling berdekatan. Fungsi dari gading ini untuk menggali tanah atau mengikis kulit pohon

Habitatnya berada di wilayah semi-akuatik serta rawa-rawa di Amerika Utara. Amebelodon hidup di era Miosen Akhir, yakni sekitar 6 juta hingga 10 juta tahun lalu. Amebelodon adalah hewan herbivore yang memakan tumbuhan untuk bertahan hidup.

  1. Deinotherium

Habitat aslinya berada di hutan Afrika dan Eurasia, mereka hidup di Era Miosen Tengah hingga Miosen Modern yang terjadi sekitar 10 juta hingga 10.000 tahun lalu. Kalau dibandingkan spesies gajah purba lainnya, Deinotherium ini memiliki ukuran paling besar.

Gajah ini memiliki panjang sekitar 16 kaki (4,87 meter) dan serta bobotnya bisa mencapai 4-5 ton. Bentuk tubuh gajah ini mirip gajah modern, kecuali gadingnya yang berukuran pendek, melengkung ke bawah, serta menyatu dengan rahangnya.

  1. Palaemastodon

Para ilmuwan meyakini Palaemastodon masih kerabat dekat dari Moeritherium yang menjadi salah satu nenek moyang dari gajah. Sepintas penampakan fisiknya menyerupai hewan tapir yang ada di era modern saat ini.

Palaemastodon hidup di zaman Eosen akhir (sekitar 35 juta tahun lalu), habitat aslinya di rawa-rawa wilayah Afrika bagian utara. Palaemastodon memiliki tinggi sekitar 2.2 meter, panjang 4 meter, dan bobotnya mencapai 2.5 ton.

Gajah ini terlihat unik karena memiliki 3 telinga kecil yang terletak di bagian atas guna memastikan tetap kering. Gadingnya cenderung pendek dan bagian bawahnya memiliki bentuk mirip sekop yang berguna mengeruk tanaman dari tepi sungai maupun dasar danau.

  1. Moeritherium

Gajah purba ini memiliki bentuk unik bentuknya lebih menyerupai kuda nil, tapir, maupun babi hutan karena bagian kepalanya tidak memiliki ciri-ciri mirip gajah. Mereka hidup di era Eosen akhir tepatnya sekitar 37–35 juta tahun yang lalu. Habitat asli dari Moeritherium ini rawa-rawa di Afrika bagian utara.

Moeritherium memiliki ciri-ciri : belalainya tidak panjang, bibir atas yang fleksibel seperti tapir, panjang 8 kaki (2,4 meter), tinggi 70cm, dan bobotnya hanya 235kg saja. Bentuk gigi dari hewan ini pun juga lebih mirip tapir dibandingkan gajah. Memang sangat kecil jika dibandingkan dengan spesies gajah pada umumnya.

  1. Stegomastodon

Stegomastodon, sekilas bentuknya menyerupai gajah modern, namun gadingnya lebih panjang dari gajah lainnya.

Hewan ini hidup pada zaman Pliosen akhir hingga modern, sekitar 3 juta hingga 10.000 tahun lalu. Habitat aslinya di Amerika Utara dan Selatan, gajah ini memiliki tinggi 2.6 meter, panjang 4 meter, memiliki bobot 4.7 ton serta gading memiliki ukuran panjang 3.5 meter. Gajah jenis ini masih eksis hingga sekarang dengan rata-rata panjang 4 sampai 5 meter.

  1. Platybelodon

Gajah purba ini wujudnya mirip denganAmebelodon karena memiliki kesamaan di bagian gading yang berbentuk pipih menyerupai sekop di bagian bawah. Padahal bentuk dari kedua jenis gajah ini sangat berbeda. Wajah Platybelodon bentuknya lebih pipih, datar, dan lonjong, sedangkan wajah Amebelodon mirip dengan gajah modern yang ada saat ini.

Platybelodon memiliki gading yang berbentuk sekop untuk menggali tanah, mengkuliti pohon, maupun menemukan vegetasi yang ada di sungai. Platybelodon hidup di zaman Miosen akhir (sekitar 10 juta tahun lalu), habitatnya di rawa-rawa, danau, maupun sungai di Eurasia dan Afrika.

  1. Barytherium

Barytherium memang mirip sekali dengan tapir tetapi mereka merupakan perpaduan antara kuda nil dengan gajah. Barytherium adalah salah satu nenek moyang dari gajah paling awal.

Mereka hidup di jaman Eosen akhir hingga Oligosen awal (sekitar 40-30 juta tahun lalu). Habitatnya di hutan Afrika, diantaranya seperti Libya, Oman, dan Mesir.

Gajah ini memiliki dua pasang gading di bagian rahang bawah dan atas. Gading ini muncul karena proses adaptasi dengan makanan, diperkirakan mereka memiliki panjang 3 meter dan berat 1-2 ton.

  1. Phiomia

Phiomia sekilas mirip dengan gajah modern, namun bedanya mereka memiliki belalai yang pendek dan 4 gading berukuran mungil yang terdapat di rahang atas dan bawah.

Habitat phiomia di Afrika dan Eurasia sekitar 37 – 30 juta tahun yang lalu. Diprediksi, phiomiaini memiliki panjang sekitar 3 meter (10 kaki) dan bobotnya hanya 500 Kg.

Fosil hewan yang ditemukan oleh para peneliti sangat terbatas, mereka hanya menemukan satu set gigi bagian atas dan bawah serta beberapa bagian kerangka saja. Meskipun gadingnya pendek tetapi bisa digunakan untuk mencari makan maupun menghindari predator. (YSM)

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Menyingkap Bayang-Bayang Kanguru Pohon Wondiwoi: Keajaiban yang Nyaris Terlupakan

23 September 2025 - 07:14 WIB

Menyingkap Bayang-Bayang Kanguru Pohon Wondiwoi: Keajaiban yang Nyaris Terlupakan

Membuat Gantungan Kunci Super Keren dengan Gemini AI

23 September 2025 - 04:04 WIB

Gantungan Kunci Super Keren

Film “Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah” Adalah Cermin Pahit Generasi Millennial, Bukan Sekadar Kisah Baper tapi Sukses Bikin Nangis

20 September 2025 - 08:10 WIB

Review Film "Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah"

Inovasi Genius Kapsul ‘Ulmer Nester’ di Jerman bagi homelessness

17 September 2025 - 12:42 WIB

kapsul Ulmer Nester di Jerman

Jason Hardesty Si Kurir Pembawa Cinta

11 September 2025 - 08:50 WIB

Jason Hardesty Si Kurir Pembawa Cinta

Keunikan Flora Langka Dracula Simia

7 September 2025 - 15:10 WIB

Trending di Collection